Minggu, 07 November 2010

Peoposal PTK


BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
            Dalam kegiatan belajar mengajar dewasa ini ada kecenderungan untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan di ciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak akan ‘’mengalami’’ apa yang dipelajarinya, bukan ‘’mengetahui’’ nya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi ‘’mengingat’’ jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Dan itulah yang terjadi di kelas-kelas sekolah kita sekarang ini.
            Pendekatan kontektual ( Contextual Teaching and Learnig (CTL) ) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang di ajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran sangat dipentingkan untuk mencapai hasil yang maksimal.
            Dalam konteks itu siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi kehidupannya nanti. Dengan begitu mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru sebagai   


Pengarah dan pembimbing.    
Dalam kelas guru harus membantu siswa mencapai tujuannya.
Maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi pembelajaran dari pada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi siswa. Sesuatu yang baru datang dari penemuan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru dalam pembelajaran ini 
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti berminat untuk menerapkan
pembelajaran berdasarkan Pendekatan kontekstual (CTL) sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI pada  mata pelajaran IPA tentang Perkembangbiakan Tumbuhan di SDN Sumberagung 03 Kecamatan Sumbermanjing Kabupaten Malang.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas maka kami akan merumuskan masalah sebagai berikut :
  1. Apakah dengan pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL) dapat meningkatkan prestasi siswa kelas VI di SDN Sumberagung 03 Kecamatan Sumbermanjing Kabupaten Malang tentang Perkembangbiakan pada tumbuhan?

C.TUJUAN PENELITIAN
            Setelah digunakan metode pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL) dapat :
  1.  Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI di SDN Sumberagung 03  Kecamatan Sumbermanjing Kabupaten Malang tentang Perkembangbiakan Tumbuhan.

D. HIPOTESIS TINDAKAN
            Dari rumusan permasalahan di atas dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
“Melalui Pendekatan Kontekstual, siswa kelas VI SDN Sumberagung 03 kecamatan Sumbermanjing Kabupaten Malang pada mata pelajaran IPA tentang Perkembangbiakan Tumbuhan dapat ditingkatkan.

E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi siswa
    1.1 Meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.
    1.2 Meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa
    1.3 Menerapkan secara langsung materi pelajaran dengan  Kehidupan
          sehari-hari.
   1.4 Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan   
          keterampilan  memperoleh ilmu pengetahuan.
    1.5 Mendorong siswa berpikir logis
    1.6 Membantu siswa menemukan sendiri ilmu pengetahuannya.
2. Bagi Guru
      2.1 Dapat menerapkan Pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontextual    
(CTL) khususnya dalam konsep Perkembangbiakan Tumbuhan serta konsep-konsep  lain pada umumnya (yang sesuai).
1.2  Dapat memperkaya model pembelajaran sehingga dapat menambah   
motivasi dan minat belajar siswa yang berdampak  meningkatnya hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
    3.1 Sebagai salah satu pertimbangan untuk menentukan kebijaksanaan
          sekolah.
    3.2 Hasil penelitian akan memberikan kontribusi bagi perbaikan kwalitas pendidikan khususnya di SDN Sumberagung 03 Kecamatan Sumbermanjing Kabupaten Malang.


               BAB II
KAJIAN PUSTAKA

  1. HAKIKAT PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENDEKATAN   KONTEKSTUAL (CTL)
Pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual
( contextual Teaching and Learning ) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika ia belajar. Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Guru hanya megelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu yang baru bagi siswa. Proses belajar mengajar lebih diwarnai Student centered daripada teacher centered. Pembelajaran berbasis CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran produktif yaitu : konstruktivisme (Contructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (LearningCommunity), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic Assessment).

  1. CIRI-CIRI PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN CTL
Salah satu ciri fisik kelas CTL adalah dinding kelas penuh
tempelan hasil karya siswa, bahkan lorong-lorong sekolah pun dapat dimanfaatkan untuk menempel seperti peta ( baik cetak maupun buatan siswa sendiri), artikel, gambar tokoh, puisikomentar, diagram dan lain–lain. Dengan demikian kemampuan siswa pergi dikepung oleh informasi.Ciri kedua CTL adalah siswa selalu ramai dan gembira dalam belajar. Kelas yang aktif bukan kelas yang sepi. Diperlukan sebuah pendekatan belajar yang lebih memberdayakan siswa,
                        Menurut Blanchard dalam Doantara Yasa (2010) ciri-ciri      kontekstual:                                     1)                            Menekankan        pada             pentingnya pemecahan masalah.         2) Kegiatan belajar dilakukan dalam              berbagai konteks 3)             Kegiatan belajar dipantau dan diarahkan  agar           siswa dapat belajar      mandiri. 4) Mendorong siswa untuk belajar dengan   temannya dalam          kelompok atau secara mandiri. 5) Pelajaran    menekankan pada             konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda. 6)       Menggunakan             penilaian otentik


  1. LANDASAN FILOSOFI  PENGEMBANGAN CTL
Landasan filosofi CTL adalah konstruktifisme yaitu filosof
belajar yang menekankan bahwa belajar tidak sekedar  menghafal    Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di  benak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisah  kan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi  mencerminkan ketrampilan yang dapat diterapkan.     Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatism yang digagas oleh John dewey pada awal abad 20 yang lalu.
            Contextual Teaching Learning (CTL) dikembangkan oleh The Washington state Concortium for Contextual Teaching and Learning yang melibatkan 11 perguruan tinggi, 20 sekolah, dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Salah satu kegiatannya adalah melatih dan memberi kesempatan pada guru – guru dari enam propinsi di Indonesia untuk belajar pendekatan kontekstual di Amerika Serikat melalui Direktorat SLTP Depdiknas.


  1. PENGERTIAN PRESTASI BELAJAR
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi,  tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapaun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedagkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar   
Winkel dalam Sunarto (2010) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso dalam Sunarto (2010) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi yaitu dengan bentuk skor tes. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
  1. PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
1.      Pengertian IPA
IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains
Menurut Suyoso (1998 : 23) merupakan “Pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku universal”.
Menurut Abdullah (1998 : 18) IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus yaitu dengan melakukan obsevasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimental, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapat dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan.
Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan obyek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energy dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek yaitu Fisika, Biologi dan Kimia. Pada aspek Fisika IPA lebih memfokuskan pada benda-benda tak hidup. Pada aspek biologi mengkaji pada persoalan yang terkait dengan makhluk hidup serta lingkungannya. Sedangkan pada aspek kimia IPA mempelajari gejala-gejala kimia baik yang ada pada makhluk hidup maupun benda tak hidup yang ada di alam. Tetapi dalam pembelajaran di Sekolah Dasar hanya mencakup dua aspek saja,yaitu Fisika dan Biologi.
Dari uraian di atas mengenai pengertian pendidikan dan IPA maka pendidikan IPA merupakan penerapan dalam pendidikan dan IPA untuk tujuan pembelajaran termasuk pembelajaran di SD. Pendidikan IPA menurut Tohari (1978: 3) adalah “usaha untuk menggunakan tingkah laku siswa hingga siswa memahami proses-proses IPA, memiliki nilai-nilai dan sikap yang baik terhadap IPA serta menguasai materi IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori IPA”.
Pendidikan IPA menurut Sumaji (1998 : 46) merupakan “suatu ilmu pengetahuan social yang merupakan disiplin ilmu bukan bersifat teoritis melainkan gabungan (kombinasi) antara disiplin disiplin ilmu bersifat produktif”.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
IPA merupakan suatu benda yang dilakukan secara sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa dapat memahami proses IPA dan dapat dikembangka di masyarakat.

  1. REPRODUKSI/PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN SECARA VEGETATIF/ TAK  KAWIN ALAMI dan BUATAN
Flora atau tumbuh-tumbuhan sama halnya dengan binatang dan manusia sama-sama melakukan kegiatan berkembang biak dengan tujuan untuk menghindari kepunahan pada spesies atau rasnya. Kegiatan berkembangbiak atau beranak ini pada tumbuhan dapat dilakukan secara tidak kawin atau tanpa melalui perkawinan antara sel kelamin jantan betina atau kepala putik dengan benang sari.

1. Perkembang Biakan Tak Kawin Secara Alami / Vegetatif Alami
Perkembangbiakan secara alami adalah berkembang biaknya tumbuhan tanpa bantuan tangan manusia untuk terjadi pembuahan / anakan tanaman baru.
a. Umbi Lapis
Umbi lapis adalah tumbuhnya tunas pada sela-sela lapisan umbi. Contohnya seperti bawang merah.
b. Umbi Batang
Umbi batang adalah batang yang beralih fungsi sebagai tempat penimbunan makanan dengan calon tunas-tunas kecil yang berada di sekitarnya yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Contoh seperti jagung dan ketela rambat.
C. Geragih
Geragih adalah batang yang menjalar secara terus-menerus di mana pada ruas batang dapat muncul tunas-tunas baru. Misalnya seperti tanaman rumput teki, arbei, kangkung, dan lain sebagainya.
d. Akar Tunggal
Akar tunggal adalah tunas yang muncul pada batang tumbuhan yang tumbuh secara mendatar di tanah. Contohnya seperti keladi, alang-alanga, dll.
e. Spora
Spora adalah cara tumbuhan paku, lumut dan jamur berkembang biak dengan membentuk spora tempat tunas baru akan muncul.
f. Tunas
Tunas adalah tumbuhan anakan yang muncul di samping tumbuhan induknya. Contohnya yakni seperti pohon pisang, bambu, tebu, dan lain sebagainya.
g. Tunas Adventif
Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh pada bagian-bagian tertentu seperti pada akar, daun, dsb. Contoh tanaman bertunas adventif adalah seperti pohon cemara, kesemek, sukun, dll.
h. Hormegenium
Hormegenium adalah perkembangbiakan yang terjadi pada tumbuhan ganggang berbentuk benang dengan cara memutus benang yang ada. Pada benang yang terputus nantinya kana tumbuh individu baru.
i. Pembelahan Sel
Pembelahan sel adalah perkembangbiakan pada tumbuhan bersel satu.

2. Perkembang Biakan Tidak Kawin Buatan / Reproduksi Vegetatif Buatan
Perkembangbiakan secara buatan adalah berkembang biaknya tumbuhan tanpa bantuan campur tangan manusia.
a. Metode Mencangkok / Cangkok
Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain.
b. Merunduk / Menunduk
Merunduk adalah teknik berkembang biak tumbuh-tumbuhan dengan cara menundukkan batang tanaman ke tanah dengan harapan akan tumbuh akar. Setelah akar timbul, maka batang sudah bisa dipotong dan dibawa ke tempat lain.
c. Menyetek / Nyetek
Menyetek adalah perkembangbiakan tumbuhan dengan jalan menanam batang tanaman agar tumbuh menjadi tanaman baru. Contohnya seperti singkong.
d. Menyambung / Mengenten
Mengenten adalah perkembang biakan buatan yang biasanya dilakukan pada tumbuhan sejenis buah-buahan atau ketela pohon demi mendapatkan kualitas buat yang baik.
























BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
  1. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITAN
Berdasarkan latar belakang masalah dan focus penelitian, maka
pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dimana  penelitian ini dilakuka dengan cara mendeskripsikan materi pembelajaran dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan melaksanakan observasi terlebih dahulu.
                  Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang merupakan kajian yang bersifat refleksi oleh guru itu sendiri sehingga bisa diketahui dimana letak masalah yang sebenarnya kemudian dicari bagaimana jalan keluar di dalam PTK ini guru bertindak sebagai peneliti, penanggung jawab penuh mulai dari rencana, tindakan pengamatan dan yang terpenting adalah refleksi.

  1. SUBJEK PENELITAN
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas VI SDN Sumberagung 03 tahun pelajaran 2010 – 2011 dengan jumlah siswa 28 orang untuk mata pelajaran IPA tentang Perkembangbiakan Tumbuhan dengan karakteristik siswa yang heterogen dalam arti kemampuannya ada yng relative tinggi, sedang dan bawah.
a.       Waktu Lamanya Penelitian
-       Waktu Penelitian yaitu tgl 22 sampai 28 Oktober 2010 pada semester I saat pembelajaran IPA materi “Perkembangbiakan Tumbuhan”
-       Siklus I dilaksanakan tanggal 22 Oktober 2010.
-       Siklus II dilaksanakan tanggal 28 Oktober 2010.
b.      Tempat Penelitian
PTK di laksanakan di kelas VI SDN Sumberagung 03 JL Raya Sumberagung Kecamatan Sumbermanjing Kabupaten Malang.



  1. DESKRIPSI PER SIKLUS
Penelitian dibagi menjadi dua siklus yaitu :
1.      Siklus I
a.      Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan Rencana
Pembelajaran (RPP) dengan pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual,(CTL), dengan meminta salah satu teman sejawat untuk melakukan pengamatan selama proses pembelajaran.
            Dengan menggunakan pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual (CTL) dianggap mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dan dapat mengaktifkan siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil prestasi belajarnya.

Langkah-langkah Perencanaan :
·      Guru menjelaskan tentang langkah-langkah        Pembelajaran berdasarkan Pendekatan Kontekstual  (CTL)
·         Diupayakan pembelajaran yang asyik dan  menyenangkan.
·         Siswa diberi kesempatan untuk menerapkan materi     Pelajaran dengan kenyataan kehidupan sehari-hari.
b.      Pelaksanaan
Selama pelaksanaan penelitian peneliti mengacu pada rencana perbaikan yang telah dipersiapkan. Prosedur peneliti meliputi kegiatan sebelum pelaksanaan PTK berupa refleksi awal (refleksi dari pelajaran sebelumnya) dan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas, dilanjutkan dengan pelaksanaan PTK.
Prosedur Penelitian
#. Sebelum Pelaksanaan PTK
      • Refleksi Awal
Berdasarkan refleksi dari pelajaran sebelumnya, maka dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut :
        • Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran monoton, yaitu metode ceramah.
        • Siswa terlihat jenuh dalam mengikuti pelajaran.
        • Prestasi belajar kurang memuaskan banyak yang tidak mencapai ketuntasan.
      • Observasi
Kegiatan ini dilaksanakan melalui pengamatan dan wawancara kepada siswa kelas VI SDN Sitiarjo 01 sebelum dilaksanakan PTK yang berkaitan dengan pembelajaran IPA tentang Perkembangbiakan Tumbuhan
                       
#. Pelaksanaan PTK (Siklus I)
§  Guru menjelaskan tentang macam-macam cara tumbuhan berkembangbiak
§  Siswa dibagi menjadi 3 kelompok.
§  Siswa disuruh membawa macam-macam tumbuhan yang bisa dicangkok, distek dan ditempel dan dirunduk.
§  Setiap kelompok diminta mencatat cara-cara mencangkok, stek dan menempel
§  Setiap kelompok berdiskusi tentang cara-cara mencangkok, stek dan menempel.
§  Kemudian diskusi kelas.
§  Siswa secara individu mengerjakan soal evaluasi.
Selama proses pembelajaran peneliti diamati oleh teman sejawat (pengamat) yang bertugas untuk mencatat kelemahan dan kelebihan guru dalam menggunakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan kejadian-kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran serta penyebabnya.

c.       Pengamatan
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dan
dibantu oleh teman sejawat (pengamat) dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sendiri dengan menggunakan wawancara dengan siswa, hasil dari tugas siswa dan pengamatan sendiri pada saat mengajar. Sedangkan pengumpulan data oleh pengamat dengan cara melakukan pengamatan selama proses pengamatan.
            Sumber data dari wawancara dengan siswa kelas VI SDN Sumberagung  03 dan dari hasil tugas siswa serta pengamatan pada saat pembelajaran digunakan untuk mengukur pemahaman dan keberhasilan siswa dalam belajar.
Untuk menilai tugas siswa peneliti menggunakan rumus :

Nilai Akhir =Jumlah skor yang diperoleh x 100%
                   Skor maksimum


Untuk menilai ketuntasan belajar yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah teknik analisa kuantitatif, yaitu dengan menghitung jumlah siswa yang tuntas belajar sesuai dengan pedoman pada kurikulum. Prestasi siswa dianalisis dengan teknik analisis hasil evaluasi, untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Caranya dengan menganalisis data hasil tes menggunakan kriteria ketuntasan belajar. Tujuannya untuk mengetahui daya serap siswa, di mana siswa dikatakan tuntas belajar jika memperoleh skor 65% dan daya serap klasikal 85% siswa di kelas tersebut telah mencapai daya serap 65%. (Depdikbud, 1994)
2.      Siklus II
a.      Perencanaan
Pada dasarnya sama dengan siklus I tetapi dalam
pembuatan Rencana Perbaikan Pembelajaran lebih dimatangkan lagi dengan menambahkan media yang digunakan untuk pembelajaran. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap perkembangbiakan tumbuhan
b.      Pelaksanaan
 Selama pelaksanaan peneliti mengacu pada Rencana
perbaikan pembelajaran yang telah dipersiapkan. Prosedur penelitian meliputi kegiatan sebelum pelaksanaan PTK berupa refleksi awal (refleksi dari siklus I) dan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas, dilanjutkan dengan pelaksanaan PTK.
Prosedur Penelitian
#. Sebelum Pelaksanaan PTK
§  Refleksi Awal
Berdasarkan refleksi dari pelajaran sebelumnya, maka direncanakan perbaikan dan melakukan tindakan pada siklus II terdahadap permasalahan yang masih ada. Perencanaan ditekankan pada kegiatan siswa dalam melakukan praktek di luar.
                        #. Pelaksanaan PTK (Siklus II)
§  Guru memberikan penjelasan tentang cara tumbuhan berkembang biak.
§  Guru dan siswa bertanya jawab tentang macam-macam cara tumbuhan berkembangbiak.
§  Siswa dibagi menjadi 4 kelompok :
v  Kelompok 1 melakukan kegiatan praktik menempel

v  Kelompok 2 melakukan kegiatan praktik mencangkok.


v  Kelompok 3 melakukan kegiatan praktik merunduk




v  Kelompok 4 melakukan kegiatan praktik stek

§  Siswa dibimbing untuk melakukan masing-masing kegiatan.
§  Setelah masuk dalam kelas perwakilan dari kelompok melaporkan hasil kerja di lapangan
§  Siswa mengerjakan tugas.
Selama proses pembelajaran peneliti di amati oleh teman sejawat (pengamat) yang bertugas untuk mencatat kelemahan dan kelebihan guru dalam menggunakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan kejadian – kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran serta penyebabnya.
c.       Pengamatan  
Secara    keseluruhan   tehnik     dan    metode
Pengumpulan data pada siklus II ini sama dengan siklus I  
Untuk menilai tugas siswa peneliti tetap menggunakan rumus :

Nilai Akhir =Jumlah skor yang diperoleh x 100%
                   Skor maksimum


Untuk menilai ketuntasan belajar yang akan dipakai dalam penelitian ini tetap sama dengan siklus I yaitu teknik analisa kuantitatif, artinya dengan menghitung jumlah siswa yang tuntas belajar sesuai dengan pedoman pada kurikulum. Prestasi siswa dianalisis dengan teknik analisis hasil evaluasi, untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Caranya dengan menganalisis hasil tes menggunkan kriteria ketuntasan belajar. Tujuannya untuk mengetahui daya serap siswa, di mana siswa dikatakan tuntas belajar jika memperoleh skor 65% dan daya serap klasikal 85% siswa di kelas tersebut telah mencapai daya serap 65%. (Depdikbud, 1994).






















DAFTAR PUSTAKA


Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar.  GBPP IPASD. Jakarta.

Doantara Yasa. Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and      Learning (CTL).  http://ipotes.wordpress.com/2008/05/13/pendekatan-            kontekstual-atau-contextual-teaching-and-learning-ctl/  diakses            minggu 4 April 2010
tak-kawin-alami-dan-buatan diakses Rabu 20 Oktober 2010 jam 15.30
Suyoso, Suharto dan Sujoko. 1998 Ilmu alamiah Dasar. Yogyakarta : IKIP
Sumaji, Soehakso, Mangun wijaya, dkk. 1998. Pendidikan Sains yang humanistis. Yogyakarta : Kanisius

Thohari Mustamar. (1978). Program Pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Yogyakarta












RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SEKOLAH                             : SDN SUMBERAGUNG 03
MATA PELAJARAN             : IPA
KELAS / SEMESTER            : VI ( ENAM) / I ( SATU )
WAKTU                                : 2 X 35 Menit
PERTEMUAN                       : PERTAMA
PELAKSANAAN                  : 22 Oktober 2010



STANDAR KOMPETENSI
:
2.  Memahami cara perkembangbiakan makhluk hidup
KOMPETENSI DASAR
:
2.3  Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan
 dan hewan

INDIKATOR
:
1.      Mengumpulkan data cara tumbuhan berkembangbiak
2.        Mengidentifikasi bagian-bagian bunga
  3.         Mempraktekkan cara mengembangbiakan tanama secara vegetative buatan

ALOKASI WAKTU          :    2 x 35 Menit (1 X Pertemuan)

TUJUAN PEMBELAJA    :   1. Siswa dapat mengumpulkan data cara   tumbuhan  berkembangbiak.
                                              2. siswa dapat mengidentifikasi bagian-bagian bunga
                                            3.siswa dapat mempraktekkan cara mengembangbiakan tanaman  secara              vegetative  buatan


MATERI AJAR
            Tumbuhan berkembangbiak dengan cara melalui proses perkawinan (generatif) dan tanpa melalui proses perkawinan (Vegetatif).alat perkembangbiakan generative tumbuhan adalah bunga dan biji.
Bagian-bagian bunga adalah sebagai berikut :
            Proses menempelnya benang sari di kepala putik disebut penyerbukan. Penyerbukan diteruskan dengan proses penuahan yaitu menempelnya benangsari pada bakal buah. Jadi peran penyerbukan adalah mengawali terjadinya perkawinan untukmenghasilkan buah atau biji.
            Cara perkembangbiakan vegetative pada tumbuhan misalnya :
a.       Perkembangbiakan vegetative alami : akar tinggal, geragih, tunas, umbi
b.      Perkembangbiakan vegetative buatan : menyambung, mencangkok, stek, merunduk.





METODE            : Diskusi, Pemberian tugas, Ceramah,Tanya jawab

LANGKAH PEMBELAJARAN
v Kegiatan Awal :
Kegiatan
Strategi
Metode
Waktu
-       Tanya jawab tentang cara tumbuhan berkembangbiak
Klasikal
Tanya jawab
5’

v  Kegiatan inti
Kegiatan
Strategi
Metode
Waktu

-     Guru menjelaskan secara singkat tentang cara perkembangbiakan pada tumbuhan.
-     Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
-     Tiap kelompok membawa contoh tumbuhan yang perkembangbiakannya dengan cara mencangkok, menyetek, menempel dan merunduk
-     Tiap kelompok berdiskusi dan mencatat langkah-langkah dalam perkembangbiakan pada tumbuhan sesuai dengan tugas kelompok.
-     Perwakilan dari kelompok maju melaporkan hasil diskusi kelompok.
-     Siswa bersama guru menyimpulkan hasil diskusi


klasikal



Kelompok







kelompok





klasikal 


Klasikal

Ceramah



Diskusi







Diskusi





Diskus


Diskusi


10’



10’







10’





10’


10’

v  .Kegiatan Akhir
Kegiatan
Strategi
Metode
Waktu

-     Siswa bersama guru mengadakan refleksi
-     Pemberian tugas rumah

Klasikal

klasikal

Ceramah

penugasan


10’

5’


ALAT/BAHAN / SUMBER BELAJAR
-          Haryanto: 2004, Sains untuk SD kelas VI.Jakarta. Erlangga
-          Suharsono, Wongso: Nurhasim: Misikah: 2010, LKS Selektif Kelas.
      6 Kepanjen.


PENILAIAN
-          Kinerja
-          Tes Tulis
·         Kinerja

NAMA

ASPEK YANG DINILAI
KEAKTIFAN

KETEPATAN WAKTU













Ket      : A = Sangat    B = Sedang     C= Kurang      D =Tidak

·         Tes Tulis
Kerjakan soal berikut ini
1.      Perkembangbiakan pada tumbuhan ada 2 macam sebutkan !
2.      Kentang berkembangbiak dengan …
3.      Contoh cara perkembangbiakan tumbuhan melalui perkawinan adalah ….
4.      Apa yang dimaksud dengan penyerbukan
5.      Bagian bunga yang merupakan alat kelamin jantan adalah …
6.      Bagian bunga yang merupakan alat kelamin betina adalah…
7.      Apa yang dimaksud dengan bunga sempurna ?
8.      Sebutkan macam-macam perkembangbiakan secara vegetative alami!
9.      Sebutkan macam-macam perkembangbiakan secara vegetative buatan !
10.  Sebutkan contoh tumbuhan yang bisa di cangkok!

                        Kunci Jawaban
1.      Generative dan vegetatif
2.      Umbi batang
3.      Dengan menanam biji
4.      Proses menempelnya serbuk sari pada kepala putik
5.      Benang sari
6.      Putik
7.      Bunga yang mempunyai benang sari dan kepala putik
8.      Tunas, umbi, geragi, rizoma.
9.      Cangkok, stek, okulasi, merunduk.
10.  Mangga, rambuatan, jeruk


            Pedoman Penyekoran :
Betul 1 skor 2                                   Nillai =  Skor  x 100
                                                                                 Jumlah skor


                                                                                                                                                                       Sumberagung ,22 Oktober 2010
Mengetahui                                                                 Guru kelas VI
Kepala SDN SUMBERAGUNG 03





































DAFTAR NILAI IPA KELAS VI SDN SUMBERAGUNG 03
NO
NAMA
NILAI
1
YOSEP ANDIK H
75
2
DEVI PUTRI AYU
95
3
GATOT ARIF M
80
4
LUDIA PURWIGATI
75
5
ADELIANE KIRANA
85
6
ANGGRAENI AYU
60
7
CATUR DEDIK
70
8
CHRISTIN DIAN M
85
9
DENIS KRISNA
70
10
DONI BAGUS S
75
11
DEWI KARLINA
80
12
DWI FEBRIYANTO
70
13
FITRI INDRIANI
60
14
FRENGKI DWI M
75
15
GIOVANI GLORIA A
80
16
GRETA GATIATI
60
17
HALIKA NANDA S
85
18
JUANITA DEVI K
75
19
KEVIN ELYAKIM T
70
20
MURTI YULIANA
70
21
RIZKI WULAN T
80
22
ROVIATUL A
85
23
RULIAWAN
95
24
SUKMA DEWI A
70
25
VIRA YUNITA
80
26
WIWIK FITRI I
70
27
YOSELLA ARDI S
90
28
YULIA BERLIAN H
70


RENCANA PERBAIKAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPPP)

SEKOLAH                             : SDN SUMBERAGUNG 03
MATA PELAJARAN             : IPA
KELAS / SEMESTER           : VI ( ENAM) / I ( SATU )
WAKTU                                 : 2 X 35 Menit
PERTEMUAN                       : KEDUA
PELAKSANAAN                  : 28 Oktober 2010



STANDARKOMPETENSI
:
2.  Memahami cara perkembangbiakan makhluk hidup
KOMPETENSI DASAR
:
2.3 Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan
 dan hewan

INDIKATOR
:
           1. Mengumpulkan data cara tumbuhan berkembangbiak
           2. Mengidentifikasi bagian-bagian bunga
           3. Mempraktekkan cara mengembangbiakan tanaman                  secara vegetative buatan

ALOKASI WAKTU          :    2 x 35 Menit (1 X Pertemuan)

TUJUAN PEMBELAJA  :   1. Siswa dapat mengumpulkan data caratumbuhan
                                                   berkembangbiak.
                                               2. siswa dapat mengidentifikasi bagian-bagian
                                                   bunga
                                               3.siswa dapat mempraktekkan cara
                                                  mengembangbiakan tanaman secara vegetative
                                                  buatan

MATERI AJAR
            Tumbuhan berkembangbiak dengan cara melalui proses perkawinan (generatif) dan tanpa melalui proses perkawinan (Vegetatif).alat perkembangbiakan generative tumbuhan adalah bunga dan biji.
Bagian-bagian bunga adalah sebagai berikut :

            Proses menempelnya benang sari di kepala putik disebut penyerbukan. Penyerbukan diteruskan dengan proses penuahan yaitu menempelnya benangsari pada bakal buah. Jadi peran penyerbukan adalah mengawali terjadinya perkawinan untukmenghasilkan buah atau biji.
            Cara perkembangbiakan vegetative pada tumbuhan misalnya :
c.       Perkembangbiakan vegetative alami : akar tinggal, geragih, tunas, umbi
d.      Perkembangbiakan vegetative buatan : menyambung, mencangkok, stek, merunduk.





METODE            : Diskusi, Pemberian tugas, Ceramah, Unjuk kerja, Tanya jawab

LANGKAH PEMBELAJARAN
v Kegiatan Awal :
Kegiatan
Strategi
Metode
Waktu
-       Tanya Jawab tentang cara tumbuhan berkembangbiak
Klasikal
Tanya jawab
5’

v  Kegiatan inti
Kegiatan
Strategi
Metode
Waktu

-     Guru menjelaskan secara singkat tentang cara perkembangbiakan pada tumbuhan.
-     Siswa dibagi menjadi 4 kelompok
-     Kelompok 1 praktik menempel, kelompok 2 praktik stek, kelompok 3 praktik mencangkok, kelompok 4 praktik merunduk
-     Guru membimbing langkah-langkah dalam melakukan kegiatan.
-     Masuk kedalam kelas wakil dari kelompok melaporkan hasil kerja di lapangan
-     Siswa bersama guru menyimpulkan hasil diskusi


klasikal



kelompok

Kelompok








Klasikal



Klasikal




Ceramah



pratek

Unjuk Kerja








Diskusi



Diskusi




10’



5’

15’








10’



10’




v  .Kegiatan Akhir
Kegiatan
Strategi
Metode
Waktu

-     Siswa bersama guru mengadakan refleksi
-     Pemberian tugas rumah

Klasikal

klasikal

Ceramah

penugasan


10’

5’


ALAT/BAHAN / SUMBER BELAJAR
-          Haryanto: 2004, Sains untuk SD kelas VI.Jakarta. Erlangga
-          Suharsono, Wongso: Nurhasim: Misikah: 2010, LKS Selektif Kelas   
      6.     Kepanjen.


PENILAIAN
-          Kinerja
-          Tes Tulis
·         Kinerja

NAMA

ASPEK YANG DINILAI
KEAKTIFAN

KETEPATAN WAKTU













Ket      : A = Sangat    B = Sedang     C= Kurang      D =Tidak

·         Tes Tulis
Kerjakan soal berikut ini
1.      Tumbuhan yang berkembangbiak dengan cara generative biasanya mempunyai…
2.      Perkembangbiakan dengan cara vegetative pada tumbuhan adalah perkembangbiakan yang tidak diawali dengan…….
3.      Bakteri berkembangbiak dengan cara……………
4.      Tanaman yang dicangkok harus memiliki…………………
5.      Jahe berkembangbiak dengan …………….
6.      Terdiridari apakah benangsari
7.      Apa yang dimaksud dengan bunga sempurna ?
8.      Rumput teki berkembangbiak dengan geragih yang tumbuh di dalam……..
9.      Sebutkan macam-macam perkembangbiakan secara vegetative buatan !
10.  Dimanakah letak bakal biji ?

                        Kunci Jawaban
1.      Bunga
2.      Penyerbukan
3.      Membelah diri
4.      Cambium
5.      Rizhoma
6.      Tangkai sari dan kepala putik.
7.      Bunga yang mempunyai benang sari dan kepala putik
8.      Tanah
9.      Cangkok, stek, okulasi, merunduk.
10.  Di dalam bakal buah.


            Pedoman Penyekoran :
Betul 1 skor 2                                   Nillai =  Skor  x 100
                                                                                 Jumlah skor


                                                                                                                                                                                                                                               Sumberagung     , 28 Oktober 2010
Mengetahui                                                                 Guru kelas VI
Kepala SDN SUMBERAGUNG 03



Tidak ada komentar:

Posting Komentar