Minggu, 07 November 2010

PTK MATEMATIKA KELAS III


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Sebagai usaha untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa dalam pendidikan sekolah dasar, penulis melakukan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di dalam kelas. Dengan demikian para siswa menghadapi serta memecahkan masalah yang ada baik dalam pembelajarn atau masalah sehari-hari.
Sebagaimana kegiatan dilakukan untuk Meningkatkan Keaktifan dalam pembelajaran Matematika Bilangan Pecahan Siswa Kelas III SDN Sumberagung 03 serta memahami dan mengenal pecahan sederhana (misalnya setengah, seperempat, seperenam) serta dapat membilang dan menulis pecahan dalam kata-kata dan lambang.
Namun dalam pembelajaran ini masih 58% anak yang dapat memahami tentang materi tersebut dan 42% anak kurang memahami. Dengan demikian peneliti menggunakan metode ceramah dan konsep bilangan pecahan agar siswa bisa membedakan bilangan pecahan serta dapat menulis lambang pecahan. Sehingga siswa kelas III SDN Sumberagung 03 diharapkan setelah menggunakan media gambar siswa dapat membedakan bilangan pecahan.
Setelah menggunakan metode ceramah peneliti menyimpulkan 85% anak yang mampu atau memahami materi.

B.     Rumusan Masalah
Bertitik  tolak dari latar bclakang dan idcntipkusi masalah tersebut di atas dapat di rumuskan permasalahannya sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah cara membuat siswa aktif dalam belajar Matematika siswa kelas III di SDN Sumberagung 03 Kecamatan Sumbermanjing Kabupaten Malang?
2.      Bagaimanakah cara belajar bilangan pecahan agar dapat menarik minat belajar siswa Kelas III di SDN Sumberagung 03 Kecamatan Sumbermanjing Kabupaten Malang?

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1.      Menggambarkan sejauh mana keaktifan kegiatan belajar Matematika tentaang Bilangan Pecahan siswa kelas III di SDN Sumberagung 03 Kecamatan Sumbermanjing  Kabupaten Malang.
2.      Menggambarkan sejauh mana perkembangan keaftifan kegiatan belajar Matematika tentaang Bilangan Pecahan siswa kelas III di SDN Sumberagung 03 Kecamatan Sumbermanjing  Kabupaten Malang.

D.    Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian dapat dimanfaat bagi :
1.      Guru
Memperbaiki dan meningkatkan cara pembelajarannya dalam kinerja guru dalam proses pembelajaran.
2.      Siswa
Dengan adanya penelitian tindakan kelas bila ada kekurangan dalam proses pembelajaran bisa dibenahi sehingga kekurangan itu tidak berlanjut.
3.      Sekolah
Dengan adanya penelitian tindakan kelas bisa berpengaruh pada rekan-rekan guru yang lain untuk memperbaiki kesulitan dan masalah pembelajaran yang dihadapi di sekolah.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA


2.1  Arti Keaktifan dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Keaktifan adalah suatu sikap yang dimiliki seseorang dalam mereaksikan dirinya terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Keaktifan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Menutut pakar pendidikan agar pendidikan itu dapat disenangi dan digemari oleh peserta didik perlu dirancang sesuai dengan dunia anak (Conny Setiawan, 2003).
Sedangkan menurut ahli ilmu pendidikan bahwa pendidikan pada hakikatnya suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh anak dan oleh orang dewasa sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang icita-citakan dan berlangsung terus menerus. Berbicara hakikatnya maka pada dasarnya pendidikan itu ada 3 hubungan dasar kehidupan manusia yaitu :
1.      Hubungan manusia dengan Tuhan YME
2.      Hubungan manusia dengan manusia
3.      Hubungan manusia dengan alam sekitar

Kalau dilihat dari hakikat tersebut agar terjadi interaksi untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan, perlu adanya proses pembelajaran yang dapat disenangi anak. Yaitu proses pembelajaran yang dirancang sesuai dengan dunia anak, yang menarik perhatian dan minat sehingga anak dapat menimbulkan sikap keaktifannya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.

2.2  Implikasi
Berbagai ketrampilan bukan hanya ketrampilan fisik, tetapi juga ketrampilan mental, menunjukkan bahwa perolehannya menjadi dasar untuk membangun pengetahuan yang lebih tinggi / lebih luas lagi. Bukan yang sesat harus dimilikinya melainkan dapat bertahan samapai anak tumbuh remaja.
Sedikit kita menengok ke belakang banyak sekali tawuran di sekolah, sampai mengakibatkan korban jiwa bahkan timbul anarkis, terjadi perusakan dan sebagainya. Itu merupakan suatu gambaran bahwa pembelajaran selama ini masih diperlukan perbaikan dan pembenahan. Maka dari itu, proses pembelajaran sejak dini harus disesuaikan dengan dunia anak, agar kegiatan belajar-mengajar semakin mantap.
Seringkali cara belajar formal seperti diuraikan di atas dilakukan demi kebanggaan orang tua, orang tua bangga bila anaknya selalu menjadi juara kelas. Anak dipaksa harus belajar terus menerus agar menjadi pintar dan juara. Selain orang tua, guru pun juga harus menghabiskan target kurikulum tepat pada waktunya. Semuanya lupa dengan dampak yang ditimbulkan dari semua itu. Anak akan menghalalkan segala cara untuk dapat memenuhi tuntutan di atas. Misalnya dengan menyontek jawaban temannya.
Sebenarnya orang tua juga tidak boleh dipersalahkan apabila mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Karena itu adalah modal anak untuk mencapai keberhasilan kelak. Tetapi apabila dorongan yang di berikan orang tua salah, malah akan memperburuk keadaan yaitu dengan tertekannya batin anak. Tekanan dari orang tua agar anak mendapatkan nilai yang tinggi ternyata dapat menimbulkan dampak negatif yaitu membuat anak berbuat tidak jujur.
Terkait dengan hal tersebut bagaimana agar anak dapat belajar dengan senang, bergairah, tidak merasa tertekan, menghaasilkan yang berkualitas dan proses belajarnya harus disesuaikan dengan dunianya anak yaitu membuat agar belajar menjadi menyenangkan.


2.3  Langkah yang Dilakukan Agar Belajar Lebih Menyenangkan
Tugas guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah mengajarkan suatu materi pelajaran kepada peserta didik atau mentransfer ilmu pengetahuan untuk dikuasai siswa, tetapi yang Iebih penting yaltu mendidik.
Mendidik yaitu membimbing, mengarahkan, menuntun, memberikan contoh serta membina perilaku anak menjadi manusia yang dewasa, yang cakap secara intelektual dan bermoral yang tinggi, agar dapat hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat luas.
Untuk mencapai tujuan itu, guru harus memberikan materi yang menyenangkan kepada siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi dan harus diperhatikan diantanya :
1.      Faktor pendidik / guru
2.      Faktor sarana dan prasarana
3.      Faktor peserta didik / siswa

Sebenarnya masih banyak faktor-faktor yang lain, yang dapat menjadikan anak senang belajar, sedangkan dalam proses pembelajarannya dapat diintegrasikan dengan metode ceramah. Metode ini adalah merancang untuk memasukkan pelajaran dalam suatu kegiatan dengan harapan melalui metode ini anak-anak belajar lebih aktif, rajin dan penuh rasa kegembiraan sehingga tidak merasa bosan.
Yang perlu diperhatikan oleh guru dalam metode ini adalah bahwa keaktifan tujuan utamanya adalah belajar.







BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN


Peneliti merupakan penelitian tindakan kelas. Karena dilakukan peneliti untuk memecahkan suatu masalah pembelajaran di kelas.
Peneliti juga penelitian deskriptif karena menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan clan bagaimana hasil yang ingin dicapai.

A.          SUBYEK PENELITIAN
1.              Tempat / Lokasi Penelitian : Penelitian bertempat di SDN Sumberagung 03 Kecamatan Sumbermanjing  Kabupaten Malang.
2.    Waktu Penelitian : Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2010
3.      Mata Pelajaran : Penelitian untuk Mata Pelajaran Matematika
4.      Kelas : Penelitian ini dilaksanakan di Kelas III
5.      Karakteristik Siswa : Subjek penelitian ini dilaksanakan pada siswa yang berjumlah 24, siswa laki-laki berjumlah 12 dan perempuan berjumlah 12 siswa.

B.     DESKRIPSI PER SIKLUS
Penelitian ini dibagi menjadi 2 siklus yaitu :
1.    SiklusI
a.       Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan rencana pembelajaran dan  meminta, salah satu teman guru untuk membantu pelaksanaan dengan menggunakan metode ceramah.

b.      Pelaksanaan
Selama pelaksanaan penelitian, peneliti mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Guru menerangkan dan menjelaskan pada siswa tentang bilangan pecahan dan lambang pecahan dan diadakan tes.

c.       Pengamatan
Pengumpulan data dilakukan oleh guru sendiri dan dibantu oleh pengamat dalam pembelajaran. Sumber data dari siswa kelas III SDN Sumberagung 03 dan data-data evaluasi. Menilai soal-soal evaluasi peneliti melakukan penjumlahan yang diperoleh dibagi jumlah siswa sehingga mendapat nilai rata-rata siswa.
Mengenai nilai ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal.
Ø  Secara perorangan
Jika setiap siswa memperoleh nilai 65% dapat dikatakan tuntas dalam mata pelajaram Matematika
Ø  Secara Klasikal
Yaitu jika siswa di kelas itu sudah tuntas mencapai 70% maka dikatakan kelas tersebut sudah tuntas dalam pelajaran Matematika.

d.      Refleksi
Dari hasil refleksi dicatat dan digunakan untuk menghasilkan rancangan tindakan pada siklus II. Temua-temuan dan permasalahan yang muncul di lapangan selama penelitian selanjutnya dipakai dasar, untuk membuat perancangan ulang pada siklus ke II.

2.      Siklus II
a.       Perencanaan
Pada dasarnya sama pada siklus I, tapi dapat dimatangkan lagi. Contohnya membuat rencana perbaikan pembelajaran yang dirinci lagi dengan menggunakan metode ceramah yang lebih menyenangkan bagi anak.

b.      Pelaksanaan
Pembelajaran yang telah disampaikan dengan menggunakan metode ceramah. Kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan guru tentang bilangan pecahan tersebut lalu dilanjutkan dengan tugas evaluasi.

c.       Pengamatan
Secara keseluruhan teknik pengumpulan data pada siklus II sama dengan Siklus I yang berbeda penilaian dan keaktifan siswa. Sedangkan aspek yang dinilai kebenaran, ketepatan menjawab dan kemauan siswa mengerjakan soal.

d.      Refleksi
Hasil pengamatan pada siklus II dicatat dan didiskusikan dengan teman sejawat dan dibandingkan dengan siklus I dan selajutnya digunakan untuk memberikan rekomendasi dan saran dalam pelaksanaan di lapangan.
Peneliti melakukan analisis, redusi, sintesis, pemaknaan, penjelasan dan pengumpulan data untuk mempertimbangkan dalam membuat kesimpulan.











BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.    DESKRIPSI PER SIKLUS
1.      Siklus I
a.       Rencana pelaksanaan
Rencana pembelajaran pada siklus I adalah :
1)        Kegiatan ceramah dalam proses pembelajaran yaitu guru menerangkan materi tentang bilangan pecahan.
2)        Kegiatan tanya jawab dimana peneliti bersama siswa mengadakan tanya jawab tentang bilangan pecahan dan pekerjaan rumah kemudian dilanjutkan dengan pcmbcrian tugas sebagai latihan.

b.      Pengamatan
Hasil pengamatan dalam proses pembelajaran pada siklus I
No
Diskripsi
Jumlah Siswa
Prosentase
1
Merasa senang belajar Matematika
17
76,50%
2
Mengikuti pelajaran dengan gairah
20
90%
3
Belajar dengan sungguh-sungguh
21
94,50%
4
Kurang bersemangat
7
31,50%
Rata-rata
73,12%

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa belajar matematika siswa merasa senang, bergairah dan belajar dengan sungguh-sungguh. Ini membuktikan, bahwa metode ini dapat mempengaruhi pikiran siswa untuk tidak takut terhadap mata pelajaran matematika.


Hasil pengamatan keaktifan siswa dalam tanya jawab siklus I
No
Diskripsi
Jumlah Siswa
Prosentase
1
Antusiasme dalam belajar
18
81%
2
Bersemangat yang tinggi
20
90%
3
Selalu ingin tahu
16
72%
4
Percaya diri
17
76,50%
Rata-rata
79,87%

Dari tabel di atas menggambarkan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika ini tidak satupun anak yang merasa takut bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Ini semua bukti bahwa minat belajar siswa sudah mulai tumbuh.

c.       Refleksi
Pada siklus I telah terbukti mendapatkan hasil yang cukup baik, tetapi untuk mendapatkan hasil yang optimal perlu adanya perbaikan dan penyempurnaan diantaranya :
1)      Pada saat guru menyampaikan materi, siswa diharapkan untuk diam, mendengarkan, dan berusaha mengerti.
2)      Agar siswa tidak jenuh dalam mendengarkan materi guru harus kreatif dalam menyampaian materi, misalnya dengan memberikan "guyonan " yang tetap mengacu pada materi.
3)      Keberhasilan dalam proses pembelajaran perlu adanya motivasi diri, untuk itu sejak awal guru perlu mengikutkan emosi siswa, menumbuhkan minat dan hasrat siswa, dan tetap menjaga agar anak tidak bosan, tetapi selalu senang. Dengan demikian keberhasilan dalam pembelajaran akan tercapai (De Porte dkk, 2001).


d.      Kegagalan dan Keberhasilan
Hasif penelitian tes evaluasi/format
No
Nilai
Jumlah Siswa
Komulatif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
30
35
40
50
55
60
65
70
75
80
85
90
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
3
3
30
70
80
100
110
120
130
140
75
160
255
270
Jumlah
24
1540

Berdasarkan nilai yang diperoleh ada 10 siswa dari 24 siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM yaitu (65)
Ketuntasan Belajar          
Nilai 58% sudah memenuhi KKM yaitu 65%
Nilai rata-rata = 1540 dibagi 24 = 64

2.    Siklus II
a.        Rencana pelaksanaan
Rencana pembelajaran pada siklus II adalah :
1)        Kegiatan ceramah dalam proses pembelajaran yaitu guru menerangkan mated tentang bilangan pecahan, dengan memberikan materi yang menarik bagi siswa.
2)        Kegiatan tanya jawab dimana peneliti bersama siswa mengadakan tanya jawab tentang bilangan pecahan dan pekerjaan rumah kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas sebagai latihan.

b.      Pengamatan
Hasil pengamatan dalam proses pembelajaran pada siklus II
No
Diskripsi
Jumlah Siswa
Prosentase
1
Merasa senang belajar Matematika
24
100%
2
Mengikuti pelajaran dengan gairah
24
100%
3
Belajar dengan sungguh-sungguh
21
94,50%
4
Kurang bersemangat
-
-
Rata-rata
98,16%

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa belajar matematika siswa merasa senang, bergairah dan belajar dengan sungguh-sungguh. lni membuktikan, bahwa metode ini dapat mempengaruhi pikiran siswa untuk tidak takut terhadap mata pelajaran matematika.

Hasil pengamatan keaktifan siswa dalam tanya jawab siklus II
No
Diskripsi
Jumlah Siswa
Prosentase
1
Antusiasme dalam belajar
23
94,50%
2
Bersemangat yang tinggi
24
100%
3
Selalu ingin tahu
20
90%
4
Percaya diri
23
94,50%
Rata-rata
94,75%

Dari tabel di atas menggambarkan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika ini tidak satupun anak yang merasa takut bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Ini semua bukti bahwa minat belajar siswa sudah mulai tumbuh.

c.       Refleksi
Pada siklus II telah terbukti mendapatkan hasil yang baik, tetapi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal perlu adanya perbaikan dan penyempurnaan.

d.      Kegagalan dan Keberhasilan
Hasil Penelitian Tes Evaluasi / Format
No
Nilai
Jumlah Siswa
Komulatif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

60
65
70
75
80
85
90
95
100
100
2
2
3
3
2
3
3
2
2
2
120
130
210
235
160
225
170
190
200
200
Jumlah
24
1930


Berdasarkan nilai yang diperoleh ada 2 siswa dari 24 siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM yaitu (65)
Ketuntasan Belajar          
Nilai 58% sudah memenuhi KKM yaitu 65%
Nilai rata-rata = 1540 dibagi 24 = 80,41
B.     PEMBAHASAN SETIAP SIKLUS
1.      Siklus I
Dari penelitian data pada siklus I kesimpulannya adalah hasil dari daftar nilai formatif secara klasikal siswa belum memperoleh ketuntasan belajar. Karena nilai yang diperoleh masih di bawah standar 65%. Karena belum memenuhi standar ketuntasan 65% maka perlu diadakan perbaikan pada siklus II.

2.      Siklus II
Dari penelitian data pada siklus II kesimpulannya adalah hasil dari daftar nilai formatif secara klasikal siswasudah memperoleh ketuntasan belajar. Karena nilai yang diperoleh sudah di atas standar 65%. Karena sudah memenuhi standar ketuntasan 65% maka tidak perlu diadakan perbaikan.

















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


5.1  KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di depan dapat disimpulkan :
1)      Metode ceramah dengan memberikan materi-materi yang menarik dapat membuat siswa kelas III SDN Sumberagung 03 Kecamatan Sumbermanjing  Kabupaten Malang semakin menyenangi pelajaran Matematika.
2)      Metode ceramah dengan memberikan materi-materi yang menarik dapat mengembangkan minat belajar Matematika siswa kelas III SDN Sumberagung 03 Kecamatan Sumbermanjing  Kabupaten Malang.

5.2  SARAN
1)      Harus menggunakan media yang sesuai dengan proses pembelajaran.
2)      Menggunakan metode belajar dengan tepat sehingga siswa tidak merasa belajar itu sangat menyakitkan.
3)      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan media sehingga siswa merasa puas dan lebih paham.










DAFTAR PUSTAKA


A. Hidayat, dkk. 1995. Belajar Matematika SD 1-6. Jakarta : Erlangga

Laksanagara, Sadiatmaja. 1989. Cerdas Tangkas Buku Pelajaran Berhitung untuk Sekolah Dasar. Bandung : Pustaka Adhitama

Priatna, nanang. 2003. Saya Ingin Pintar Matematika 1-6. Bandung : Grafindo

Sulardi. 1996. Pandai Berhitung Matematika SD 1-6. Jakarta : Erlangga

Supardjo. 1994. Pelajaran Matematika Gemar Berhitung 1-6. Solo : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Sutjipto. 1994. Rumus Berhitung dun Pemanfaatannya. Surakarta Harapan

Suyati, Khafid. 2004. Penekanan pada Berhitung. Jaknrta : Erlangga


Tidak ada komentar:

Posting Komentar