Minggu, 07 November 2010

PTK IPA KELAS V


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
 Perubahan system pendidikan di Indonesia
Merupakan implikasi dari perubahan paradigma pendidikan yaitu pendidikan yang bersifat behavioristik menjadi pendidikan konstruktifistik, dalam hal ini telah terjadi perubahan suasana dalam proses belajar mengajar, yaitu pembelajaran yang semula berpusat pada guru mengalami perubahan menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
            Perubahan paradigma tersebut disikapi oleh pemerintah dengan adanya kurikulum yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan prinsip dan proses sains. Kurikulum 2006 menuntut guru agar lebih kreatif dalam menetapkan indikator pembelajaran sesuai dengan kondisi pserta didik sesuai dengan sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah. Guru merasa lebih leluasa dalam menentukan tujuan hasil belajar, akan tetapi tetap mengacuh pada standart kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
             Mengingat semakin tingginya tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan pendidikan, maka guru perlu melakukan pendekatan atau strategi dalam proses pembelajaran dengan menerapkan/mengimplementasikan macam-macam model pembelajaran yang bersifat konstruktifistik. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila ditunjukkan dengan dikuasainya materi pembelajaran siswa dengan evaluasi yang baik.
            Pembelajaran IPA tentang cahaya dan sifat-sifatnya di kelas V SDN Sumberagung 03 Kecamatan sumbermanjing dari segi out put masih belum memuaskan, dari segi proses pembelajaran IPA tentang cahaya dan sifat-sifatnya di kelas V SDN Sumberagung 03 belum semua bersifat konstruktivis yaitu pembelajaran yang menggali pengetahuan dan pemahaman awal peserta terhadap konsep tertentu. Dari segi out put hasil belajar bidang studi IPA tentang cahaya dan sifat-sifatnya peserta didik kelas V SDN Sumberagung 03 Kecamatan sumbermanjing baik itu kognitif, afektef dan psikomotor masih rendah (nilai di bawah standart ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh guru).
                        MC Donald (1985) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatifscript efektif untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memahami materi pembelajaran peserta didik juga mendapatkan kesempatan mempelajari bagian lain dari materi yang tidak dipelajarinya. Pada model kooperatif script peserta didik akan dipasangkan dengan temannya dan akan berperan sebagai pembicara dan pendengar. Pembicara membuat kesimpulan dari materi yang akan disampaikan kepada pendengar, sedangkan pendengar menyimak, mengoreksi, menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap (Dencereou dalam Syamsul Hadi, 2007).
           
# IDENTIFIKASI MASALAH
Permasalahan pembelajaran IPA tentang cahaya dan sifat-sifatnya perlu dicarikan solusinya (cara pemecahannya) salah satunya adalah dengan memperbaiki proses pembelajaran yaitu mengimplementasikan model pembelajaran efektif. Model Pembelajaran Kooperatif script merupakan salah satu model kooperatif yang banyak mempunyai kelebihan antara lain meningkatkan pemahaman dan pengembangan peserta didik dalam pembelajaran serta mengembangkan upaya kerjasama dalam mencapai tujuan bersama.

# ANALISIS MASALAH
            Peneliti beranggapan bahwa masalah metode pembelajaran yang digunakan guru perlu diteliti karena dengan metode pembelajaran yang baik akan meningkatkan motivasi belajar siswa dengan demikian ketuntasan belajar akan teratasi. Alternatif pemecahan masalah ini adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif script sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Sumberagung 03 mata pelajaran IPA tentang Cahaya dan sifat-sifatnya.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan analisis masalah di atas kami merumuskan
masalah sebagai berikut :
-          Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif script dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN sumberagung 03 kecamatan Sumbermanjing pada pelajaran IPA tentang Cahaya dan Sifatnya ?

C.    TUJUAN PERBAIKAN
Untuk mengetahui seberapa jauh keefektifan pelaksanaan
Pembelajaran Koopertif Skript  dalam meningkatkan prestasi belajar  siswa kelas V SDN Sumberagung 03 dalam pelajaran IPA tentang Cahaya dan Sifat-sifatnya

  1. MANFAAT PERBAIKAN
            Pembelajara kooperatif script diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.      Bagi peserta didik
·         Untuk meningkatkan hasil belajar (afektif, psikomotor, dan kognitif).
·         Membantu meningkatkan respon positif dalam proses pembelajaran.
2.      Bagi peneliti.
·         Memotovasi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
·         Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman tentang macam-macam model pembelajaran.

3.      Bagi sekolah.
·         Landasan berpijak dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
·         Memotivasi guru agar lebih kreatif dalam menggunakan berbagai model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu akademik sekolah.

  1. HIPOTESA TINDAKAN
            Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif script dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SDN Sumberagung 03 Kecamatan Sumbermanjing.

  1. DEFINISI OPERASIONAL
a.      Prestasi berlajar
Prestasi belajar adalah hasil tes-tes dalam bentuk tulis maupun
lisan yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa dalam memahami suatu pelajaran, tes dilakukan pada siklus I dan siklus II. Prestasi siswa dikatakan meningkat bila hasil dari skor tes siswa pada siklus II meningkat dibandingkan dengan siklus I













BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    DEFINISI PEMBELAJARAN
                  Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu perubahan tingkah laku atau tanggapan oleh pengalaman. Witherington (1952) dalam http://warnadunia.com/definisi-belajar(2010) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Crow & Crow dan (1950) dalam http://warnadunia.com/definisi-belajar (2010) “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”. Hilgard (1962) dalam http://warnadunia.com/definisi-belajar(2010): “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi” Di Vesta dan Thompson (1970) dalam http://warnadunia.com/definisi-belajar (2010) : “ belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”. Gage & Berliner dalam http://warnadunia.com/definisi-belajar (2010): “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul karena pengalaman”.
                  Pasal 1 Undang-undang nomer 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidikan dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi pembelajaran adalah proses yang sengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.


  1. HAKEKAT PEMBELAJARAN IPA.
                 Matahari merupakan salah satu sumber cahaya. Sinar matahari         dapat menyinari seluruh permukaan bumi,sehingga kita dapat melihat     benda yang ada di sekitar kita. Kita dapat melihat benda karena benda       memantulkan cahaya dan pemantulan cahaya masuk ke mata kita.
     # Sifat Cahaya
1.      Cahaya merambat lurus.
      Cahaya merupakan partikel-partikel yang sangat kecil dan bergerak sangat cepat dengan lintasan garis lurus. Berkas cahaya merambat lurus dapat dilihat pada cahaya senter dan cahaya mobil di malam hari.
2.      Cahaya menembus benda bening.
      Benda tembus pandang atau benda bening hampir seluruh meneruskan cahaya yang di terimanya. Kaca, gelas, botol, dan air adalah benda-benda tembus cahaya. Tumbuhan dan hewan di dalam air memerlukan cahaya matahari. Cahaya matahari dapat menembus air laut, air sungai dan air kolam yang dalam asalkan air itu bening.
3.      Cahaya dapat di biaskan.
      Cahaya merambat dari suatu zat ke zat yang lain akan dibiaskan di bidang perbatasan. Pembiasan cahaya disebut juga pembelokan cahaya. Pembiasan cahaya ada 2 macam yaitu :
a.       Pembiasan cahaya dari zat renggang ke zat yang rapat akan mendekati normal, misalnya cahaya dari udara ke air.
b.      Pembiasan cahaya yang dari zat rapat ke zat renggang akan menjadi normal.
Besar kecilnya pembiasan cahaya terhadap suatu zat tergantung pada besar kecilnya kerapatan zat tersebut. Semakin rapat zat yang dilalui semakin besar pula pembiasan yang terjadi.
Akibat dari adanya pembiasan antara lain :
1.      Tongkat atau pensil yang sebagian  tercelupkan ke dalam air akan kelihatan seperti patah.
2.      Dalam kolam yang airnya jernih tampak lebih dangkal dari yang sebenatnya.
4.      Cahaya dapat dipantulkan
      Bila cahaya mengenai suatu benda, ada dua peristiwa yang dialami oleh cahaya yang jatuh pada benda tersebut yaitu :
a.       Sebagian cahaya itu diteruskan ke dalam benda yang dikenainya.
b.      Sebagian cahaya itu dipantulkan kembali.
v       Pemantulan cahaya
a.       Cermin memantulkan cahaya dengan teratur, berkas cahaya sejajar dipantulkan dalam bentuk berkas sejajar pula.
b.      Pemantulan yang teratur menyebabkan cermin dapat membentuk bayangan dari sebua benda.
v       Bayangan pada cermin
a.       Cermin datar yaitu cermin yang memiliki bagian pemantulan cahaya datar. Bayangan yang terjadi pada cermin datar bersifat semu, tegak, seperti bendanya, jarak bayangan sama dengan jarak benda dan besar bayangan sama dengan besar benda.
b.      Cermin cekung yaitu cermin yang memiliki bagian pemantulan cahaya berupa cekungan. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung tergantung  pada letak bendanya.
o   Jika bendanya dekat dengan cermin maka bayangan yang terbentuk semu, lebih besar, dan tegak.
o   Jika letak benda lebih jauh dari cermin cekung, maka bayangan yang terbentuk nyata (sejati) dan terbalik.
c.       Cermin cembung yaitu cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya.berupa cembungan. Bayangan yang dibentuk cermin cembung selalu semu, lebih kecil, tegak seperti bendanya.
5.      Cahaya putih terdiri dari berbagai warna.
      Cahaya matahari yang berwarna putih sebnanya terdiri dari              berbagai warna yang tersusun dalam suatu spectrum warna yaitu            merah, jingga, kuning, hijau, nila, ungu.


  1. PENGERTIAN PRESTASI BELAJAR

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi,  tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapaun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedagkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.
Winkel dalam sunarto (2010)  mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Sedangkan menurut Arif Gunarso  dalam Sunarto (2010) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi yaitu dengan bentuk skor tes. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
  1. PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF SCRIPT
            Pembelajaran model kooperatif script adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan kontruktivisme. Pembelajaran model kooperatif script merupakan strategi belajar dimana peserta didik berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagaian-bagaian dari materi yang dipelajari
            Dalam model pembelajaran kooperatif script setiap peserta didik akan mentransfer informasi hasil perolehan materi kapada pasangannya sehingga guru hanya berfungsi sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar.
            Manfaat pembelajaran Kooperatif Script adalah sebagai berikut:
1.      Dapat meningkatkan keefektifan pelaksanaan pembelajaran.
2.      Memperluas cakupan perolehan materi pelajaran, karena peserta didik akan mendapat transfer informasi pengetahuan/materi yang tidak dipelajari dari pasangannya.
3.      Melatih peserta didik berfikir kritis.







BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

  1. SUBJEKPENELITIAN
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V
SDN Sumberagung 03 tahun ajaran 2009 / 2010 dengan jumlah siswa 16 orang untuk mata pelajaran IPA tentang Cahaya dan Sifat-Sifatnya dengan karakteristik siswa yang heterogen dalam arti kemampuan siswa ada yang   tinggi, sedang dan rendah.
a.       Waktu lamanya penelitian
-          Waktu penelitian yaitu tanggal 17 sampai 18 Maret 2010 pada semester II saat pembelajaran IPA dengan materi “Cahaya dan Sifat-Sifatnya”
-          Siklus I dilaksanakan tatanggal 17 Maret 2010
-          Siklus II dilaksanakan tanggal 18 Maret 2010
b.      Tempat Penelitian
PTK dilaksanakan di kelas V SDN Sumberagung 03 Kecamatan Sumbermanjing Kabupaten Malang.

  1. DESKRIPSI PERSIKLUS
            Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus.
1.      SIKLUS I
Ø    Perencanaan Tindakan
Pada perencanaan siklus I diawali dengan refleksi dan analisis bersama antara penulis dengan teman sejawat terhadap hasil belajar siswa, mengidentifikasi masalah, dan mencari skenario alternatif  pemecahan masalah. Dari hasil tersebut di atas penulis selanjutnya melakukan hal-hal sebagai berikut :
1.      Menyusun rencana pembelajaran pada siklus I yang difokuskan pada perencanaan langkah-langkah perbaikan atau skenario tindakan yang diharapkan dapat mengatasi masalah pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
2.      Menyiapkan alat untuk guru dan siswa untuk percobaan.
3.      Menyiapkan lembar evaluasi dalam proses dan akhir untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan perbaikan pembelajaran.

Ø    Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan siklus I penulis dibantu teman sejawat melaksanakan skenario pembelajaran dengan menggunakan media alat peraga dengan langkah-langkah perbaikan pembelajaran inti sebagai berikut :
1.      Peserta didik diminta untuk duduk berpasangan.
2.      Setiap peserta didik mengerjakan LKS
3.      Masing-masing peserta didik menjelaskan hasil pengerjaan LKS kepada pasangannya.
4.      Peserta didik melaksanakan diskusi kelas dan menyimpulkan hasil pembelajaran.
Pengumpulan Data
               Tahap pengumpulan data dilaksanakan bersama oleh peneliti yang sekaligus guru kelas dengan teman sejawat, guru sebagai pengamat selama proses perbaikan pembelajaran. Data penelitian yang dikumpulkan adalah :
1.      Data proses yaitu aktifitas siswa, kerja sama, kemampuan menggunakan alat peraga, kecepatan menyelesaikan tugas, dan hasil belajar siswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi.
2.      Data hasil berupa penyelesaian tugas/latihan/soal selama pembelajaran berlangsung (evaluasi dalam proses) dan setelah perbaikan pembelajaran (evaluasi akhir) .
2.      SIKLUS II
Ø  Perencanaan
Perencanaan siklus II ini didasarkan pada refleksi dan analisis penulis bersama teman sejawat terhadap proses hasil belajar siswa pada siklus I. Dari hasil refleksi terhadap proses dan hasil belajar siswa pada siklus I, maka perencanaan ulang perbaikan pembelajaran siklus II adalah mengubah pasangan setiap peserta didik .
Ø  Pelaksanaan
Pada tahap siklus II penulis dibantu oleh teman sejawat melaksanakan skenario  pembelajaran dengan menggunakan media alat peraga dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Siswa dibagi dalam 2 tipe kelompok yaitu tipe A dan tipe B (pasangan kelompok berbeda dengan siklus I)
2.      Masing-masing kelompok mengisi LKS
3.      Peserta didik kelompok tipe A menginformasikan hasil diskusinya kepada kelompok tipe B, kelompok tipe B bertugas sebagai pendengar dan mencatat hal-hal penting dari informasi yang disampaikan kelompok tipe A, hal tersebut dilakukan secara bergantian yang tadinya sebagai pendengar ganti sebagai penyampai informasi, dan yang tadinya penyampai informasi ganti sebagai pendengar.
4.      Pembahasan hasil diskusi disampaikan oleh salah satu peserta didik yang telah ditunjuk guru, dilanjutkan diskusi kelas dipimpin guru.
Pengumpulan Data.
                 Tahap pengumpulan data dilaksanakan bersama oleh peneliti yang sekaligus guru kelas dengan teman sejawat, guru sebagai pengamat selama proses perbaikan pembelajaran. Data penelitian yang dikumpulkan adalah :
1.      Data proses yaitu aktifitas siswa, kerja sama, kemampuan menyampaikan hasil diskusi, kecepatan menyelesaikan tugas, dan hasil belajar siswa.
2.      Data hasil berupa hasil penyelasaian tugas/latihan /soal selama pembelajaran berlangsung dan setelah perbaikan pembelajaran .   



C.     REFLEKSI
                 
                  Dalam tahap ini penulis bersama teman sejawat melakukan analisis terhadap hasil-hasil yang telah dicapai, kendala/masalah/kesulitan dan atau dampak perbaikan pembelajaran terhadap guru dan siswa pada siklus I. Hasil refleksi ini selanjutnya oleh penulis bersama teman sejawat digunakan sebagai dasar bagi perbaikan pembelajaran pada siklus II.
                  Refleksi dilakukan berdasarkan data yang diperoleh penulis dengan teman sejawat dari catatan-catatan hasil observasi dalam proses dan akhir perbaikan pembelajaran. Hasil refleksi ini selanjutnya penulis bersama teman sejawat digunakan sebagai dasar bagi upaya perbaikan pembelajaran siklus II.


           
















BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    DESKRIPSI PERSIKLUS
1.      SIKLUS I
            Peneliti pada siklus I melakukan penyusunan Rencana
            Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan pembelajaan          kooperatif script, dengan meminta salah satu      teman sejawat untuk melakukan pengamatan selama proses             pembelajaran. Dengan mengguanakan pembelajaran kooperatif         script dianggap mampu meningkatkan motivasi         belajar             siswa dan dapat mengaktifkan siswa yang pada akhirnya     dapat meningkatan hasil prestasi belajarnya.
           
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti mengacu pada rencana          perbaikan pembelajaran yang telah dipersiapkan. Prosedur            pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi         kegiatan sebelum pelaksanaan PTK berupa refleksi awal           (refleksi dari pelajaran sebelumnya) dan observasi untuk             mengdentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas, dilanjutkan dengan pelaksanaan PTK. Selama proses pembelajaran peneliti diamati oleh teman sejawat (pengamat)           yang bertugas untuk mencatat kejadian-kejadian yang terjadi            selama proses pembelajaran dan penyebabnya.
            Berdasarkan refleksi dari peneliti setelah pelajaran    selesai, maka dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut :
1.      Pelaksanaan pembelajaran kooperatif script masih belum berjalan sesuai yang diharapkan.
2.      Siswa terlihat kurang aktif dalam berdiskusi.
3.      Prestasi belajar kurang memuaskan, masih banyak yang belum mencapai ketuntasan.
            Setelah membaca hasil diskusi dilakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Tabel 1 : Analisis Hasil Tes siklus I
No
Nama
L/P
Hasil
SKM
Ketuntasan
1
Agus Basuki
L
70
65
Tuntas
2
Agustina Kusuma
P
100
65
Tuntas
3
Akhirul Kurniawan
L
50
65
Tidak
4
Akhmad Zauzi
L
60
65
Tidak
5
Andy lestariono
L
65
65
Tuntas
6
Apria Suhermanto
L
60
65
Tidak
7
Pujo, Bayu Anggara
L
60
65
Tidak
8
Ayu Nurwati
P
50
65
Tidak
9
Deswanti
P
70
65
Tuntas
10
Dian ayu Candra
P
75
65
Tuntas
11
Etik Fitri Meilia
P
65
65
Tuntas
12
Eva Ermawati
P
50
65
Tidak
13
Imam Setya Budi
L
50
65
Tidak
14
Juni Adianto
L
60
65
Tidak
15
Ofik Alfian
L
70
65
Tuntas
16
Deswanti
P
60
65
Tidak

            Di lihat dari tabel di atas dapat di letahui bahwa siswa yang mencapai setandar ketuntasan minimal adalah 7 anak diantara 16 siswa dengan prosentase 43%, karena madel pembelajaran koopertif script dianggap model yang baru.

2.      SIKLUS II
            Pada dasarnya sama dengan siklus I tetapi dalam pembuatan Rencana Perbaikan Pembelajaran lebih dimatangkan lagi yaitu pada kegiatan pembelajaran dalam mengisi LKS siswa berdiskusi dan kerja kelompok dalam melakukan percobaan. Untuk mengetahui hasil belajar pada siklus II ini pada kegiatan akhrir diadakan tes tulis.
            Selama pelaksanaan penelitian peneliti mengacu pada rencana perbaikan pembelajaran yang telah dipersiapkan. Prosedur penelitian meliputi kegiatan sebelum pelaksanaan PTK berupa refleksi awal  refleksi siklus I dan observasi untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi di kelas, dilanjutkan dengan pelaksanaan PTK.
            Setelah siklus II dilaksanakan dari pengamatan teman sejawat diperoleh hasil sebagai berikut :
·         Pada waktu diskusi hampir semua siswa antusias dan aktif melaksanakan, suasana kelas makin hidup.
·         Pada waktu mengerjakan tugas siswa bersemangat.
            Berdasarkan refleksi dari peneliti setelah pelajaran selesai, maka dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut :
ü  Selama proses pembelajaran siswa aktif.
ü  Siswa lebih memahami materi yang diajarkan.
ü  Prestasi belajar siswa meningkat.
ü  Siswa dapat menerapkan pengetahuan yang didapat disekolah dengan kenyataan sehari-hari.
ü  Mendorong siswa bekerja sama dalam menyelesikan masalah.

Tabel 2 : Analisis Hasil Tes siklus II
No
Nama
L/P
Hasil
SKM
Ketuntasan
1
Agus Basuki
L
80
65
Tuntas
2
Agustina Kusuma
P
100
65
Tuntas
3
Akhirul Kurniawan
L
70
65
Tuntas
4
Akhmad Zauzi
L
80
65
Tuntas
5
Andy lestariono
L
85
65
Tuntas
6
Apria Suhermanto
L
70
65
Tuntas
7
Pujo Bayu Anggara
L
60
65
Tidak
8
Ayu Nurwati
P
80
65
Tuntas
9
Deswanti
P
90
65
Tuntas
10
Dian ayu Candra
P
95
65
Tuntas
11
Etik Fitri Meilia
P
85
65
Tuntas
12
Eva Ermawati
P
70
65
Tuntas
13
Imam Setya Budi
L
80
65
Tuntas
14
Juni Adianto
L
70
65
Tuntas
15
Ofik Alfian
L
90
65
Tuntas
16
Deswanti
P
60
65
Tidak
           
            Dari data di atas tampak ada peningkatan hasil belajar siswa. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 14 siswa dari 16 siswa, hal ini menunjukkan peningkatan yang sangat tajam dibandingkan dengan suklus I yang mencapai ketuntasan hanya 7 siswa, dengan prosentase 8,75%.

B.      PEMBAHASAN PERSIKLUS
v  Hasil Penelitian Siklus I.  
      Pada tahap pelaksanaan siklus I penulis dibantu teman sejawat melaksanakan skenario pembelajaran dengan menggunakan media alat peraga. Pada siklus I ini guru memberikan pendahuluan kurang lebih 10 menit tentang cahaya dan sifat-sifatnya. Pada kegiatan inti peneliti menggunakan  langkah-langkah sebagai berikut :
1.       Peserta didik diminta untuk duduk berpasangan.
2.      Setiap peserta didik mengerjakan LKS
3.      Masing-masing peserta didik menjelaskan hasil pengerjaan LKS kepada pasangannya.
4.      Peserta didik melaksanakan diskusi kelas dan menyimpulkan hasil pembelajaran.
            Berdasarkan refleksi dari peneliti setelah pelajaran                            selesai, maka dapat disampaikan beberapa hal sebagai                  berikut :
·         Pelaksanaan pembelajaran kooperatif script masih belum berjalan sesuai yang diharapkan.
·         Siswa terlihat kurang aktif dalam berdiskusi.
·         Prestasi belajar kurang memuaskan, masih banyak yang belum mencapai ketuntasan.
            setelah membaca hasil diskusi dilakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Untuk mengetahui hasil tes yang diperoleh dapat dilihat pada (tabel : 1) , tim peneliti berkolaborasi mengadakan diskusi untuk membahas dan mengkaji hal-hal yang dirasakan kurang pada pelaksanaan tindakan siklus I. Dalam diskusi memutuskan untuk membuat rancangan tindakan-tindakan siklus II yaitu
pada kegiatan pembelajaran, dalam mengisi LKS siswa berdiskusi dan kerja kelompok.

v  Hasil Penelitian Siklus II
      Pada siklus II ini membahas materi cahaya dan sifat-sifatnya. Pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus II dan LKS. Selama proses belajar mengajar pada siklus II dilakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap hal-hal yang belum optimal pada siklus I, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
1.      Pada waktu diskusi dan percobaan hampir semua siswa antuasias dan aktif melaksanakannya, suasana kelas makin hidup karena siswa dapat membuktikan tentang sifat-sifat cahaya melalui percobaan.
2.      Siswa dapat mengetahui tentang cahaya dan sifat-sifatnya.
3.      Pada waktu mengerjakan tugas siswa bersemangat Karena sambil berdiskusi.
            Dalam tabel : 2 hasil tes siklus II terdapat peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan siklus I. dimana pada siklus I yang mencapai ketuntasan belajar sebesar 43% sedangkan pada siklus II sebesar 8,75%. Dari data pada siklus II ini sebenarnya masih kurang sempurna, namun karena keterbatasan waktu yang tersedia sehingga tim peneliti melaksanakan sesuai dengan waktu yang ada.





















BAB V
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dan pembahasan di atas Peneliti menyimpulkan bahwa :
·         Penggunaan model pembelajaran model kooperatif script dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang Cahaya dan Sifat-sifatnya .
Walaupun demikian kami juga mencoba menganalisis bagaimana siswa memahami matematika dalam kenyataan sehari-hari dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa.
Hasil analisis kami menunjukkan bahwa :
1.      Model pembelajaran koopertif script dapat melatih siswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat di sekolah dengan kenyataan sehari-hari.
2.      Model Pembelajaran kooperatif script dapat mendorong siswa dalam bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.

B.     SARAN
1.      Guru hendaknya jangan ragu-ragu untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif script.
2.      Guru hendaknya selalu membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang sistimatik.
3.      Dalam menyampaikan pembelajaran IPA gunakan selalu media pembelajaran.
4.      Guru jangan mengandalkan metode ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran.





DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikandan Kebudayaan. 1993. Penggunaan Media           Belajar. Jakarta : Depdikbud.

Depdiknas. 2007. Silabus KTSP kelas V. Jakarta: Erlangga.

I.G.A.K. Wardani. Kuswaya, Wihardit. Noehi, Nasution.    2006.Penelitian Tindakan Kelas Ect. 18. Jakarta: Universitas      Terbuka

Suyanto. 1996. Pedoma Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) : IKIP            Yogyakarta.

Wibawa Basuki. 2003. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta:    Depdikbud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar